BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kemajuan teknologi yang disertai keberhasilan pemerintah dalam pembangunan
nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya
kemajuan ekonomi, kemajuan ilmu pengetahuan serta keberhasilan dalam program
kesehatan. Keberhasilan tersebut berdampak terhadap meningkatkan umur harapan
hidup manusia. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut cenderung
meningkat.
Secara individu, pada usia di atas 55
tahun terjadi proses penuaan secara alamiah. Hal ini akan menimbulkan masalah
fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis.
Perawatan terhadap pasien lansia
merupakan tanggung jawab keluarga dan pemerintah khususnya Dinas social dan
tenaga kesehatan. Perubahan – perubahan kecil dalam kemampuan seorang pasien
lansia untuk melaksanakan aktivitas sehari – hari atau perubahan kemampuan
seorang pemberi asuhan keperawatan dalam memberikan dukungan hendaknya memiliki
kemampuan untuk mengkaji aspek fungsional, sosial, dan aspek – aspek lain dari
kondisi klien lansia.
B.
Tujuan
Tujuan
umum:Meningkatkan derajat kesehatan para lanjut usia.
Tujuan
khusus:
1.
Mampu melakukan pengkajian pada lansia
2.
Mampu merumuskan diagnosa keperawatan
lansia
3.
Mampu menyusun rencana keperawatan.
4.
Melakukan tindakan keperawatan pada lansia
5.
Mampu melakukan evaluasi terhadap keberhasilan
tindakan yang diberikan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
TINJAUAN TEORITIS
I.
Tinjauan
Teoritis Medis
A.
Batasan Lansia
Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia
meliputi:
1.
Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai
59 tahun.
2.
Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahun
3.
Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun
4.
Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
B. Proses Menua
Pada hakekatnya menjadi tua
merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua (Nugroho, 1992). Tiga
tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua
berarti mengalami kemuduran secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik
ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut memutih, penurunan pendengaran,
penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai fungsi organ vital,
sensitivitas emosional meningkat dan kurang gairah.
Meskipun secara alamiah terjadi
penurunan fungsi berbagai organ, tetapi tidak harus menimbulkan penyakit oleh
karenanya usia lanjut harus sehat. Sehat dalam hal ini diartikan:
1.
Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial,
2.
Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan
sehari – hari,
3.
Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan
masyarakat (Rahardjo, 1996)
Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan – perubahan yang
menuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus – menerus. Apabila proses
penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbullah berbagai
masalah. Hurlock (1979) seperti dikutip oleh MunandarAshar Sunyoto (1994)
menyebutkan masalah – masalah yang menyertai lansia yaitu:
1.
Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan
pada orang lain,
2.
Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan
total dalam pola hidupnya,
3.
Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang
telah meninggal atau pindah,
4.
Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang
yang bertambah banyak dan Belajar memperlakukan anak – anak yang telah tumbuh
dewasa. Berkaitan dengan perubahan fisk, Hurlock mengemukakan bahwa perubahan
fisik yang mendasar adalah perubahan gerak.
Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat terhadap
diri makin bertambah. Kedua minat terhadap penampilan semakin berkurang. Ketiga
minat terhadap uang semakin meningkat, terakhir minta terhadap kegiatan –
kegiatan rekreasi tak berubah hanya cenderung menyempit. Untuk itu diperlukan
motivasi yang tinggi pada diri usia lanjut untuk selalu menjaga kebugaran fisiknya
agar tetap sehat secara fisik. Motivasi tersebut diperlukan untuk melakukan
latihan fisik secara benar dan teratur untuk meningkatkan kebugaran fisiknya.
Berkaitan dengan perubahan, kemudian Hurlock (1990) mengatakan bahwa
perubahan yang dialami oleh setiap orang akan mempengaruhi minatnya terhadap
perubahan tersebut dan akhirnya mempengaruhi pola hidupnya. Bagaimana sikap
yang ditunjukkan apakah memuaskan atau tidak memuaskan, hal ini tergantung dari
pengaruh perubahan terhadap peran dan pengalaman pribadinya. Perubahan ynag
diminati oleh para lanjut usia adalah perubahan yang berkaitan dengan masalah
peningkatan kesehatan, ekonomi/pendapatan dan peran sosial (Goldstein, 1992). Dalam
menghadapi perubahan tersebut diperlukan penyesuaian. Ciri – ciri penyesuaian
yang tidak baik dari lansia (Hurlock, 1979, Munandar, 1994) adalah:
1.
Minat sempit terhadap kejadian di lingkungannya.
2.
Penarikan diri ke dalam dunia fantasi
3.
Selalu mengingat kembali masa lalu
4.
Selalu khawatir karena pengangguran,
5.
Kurang ada motivasi,
6.
Rasa kesendirian karena hubungan dengan keluarga
kurang baik, dan
7.
Tempat tinggal yang tidak diinginkan.
Di lain pihak ciri penyesuaian diri lanjut usia yang baik antara lain
adalah: minat yang kuat, ketidaktergantungan secara ekonomi, kontak sosial
luas, menikmati kerja dan hasil kerja, menikmati kegiatan yang dilkukan saat
ini dan memiliki kekhawatiran minimla trehadap diri dan orang lain.
C. Teori Proses
Menua
1. Teori –
teori biologi
a.
Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara
genetik untuk spesies – spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari
perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul – molekul / DNA dan setiap sel
pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari
sel – sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel).
b.
Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel – sel tubuh
lelah (rusak)
c.
Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory)
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat
diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidaktahan
terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
d.
Teori “immunology slow virus” (immunology slow virus
theory)
Sistem imune menjadi efektif dengan bertambahnya usia
dan masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkab kerusakan organ tubuh.
e.
Teori stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa
digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan
lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah
terpakai.
f. Teori
radikal bebas
Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak
stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan osksidasi oksigen
bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini dapat
menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
g. Teori rantai
silang
Sel-sel yang tua atau usang , reaksi kimianya
menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini
menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.
h. Teori
program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang
membelah setelah sel-sel tersebut mati.
2.
Teori kejiwaan sosial
a.
Aktivitas atau kegiatan (activity theory)
Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara langsung.
Teori ini menyatakan bahwa usia lanjut yang sukses adalah mereka yang aktif dan
ikut banyak dalam kegiatan sosial.
Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia.
Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil
dari usia pertengahan ke lanjut usia
b.
Kepribadian berlanjut (continuity theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku
tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini merupakan gabungan dari teori diatas.
Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang
lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimiliki.
c.
Teori pembebasan (disengagement theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan
bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari
kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia
menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjaadi
kehilangan ganda (triple loss), yakni :
1. kehilangan
peran
2. hambatan
kontak sosial
3. berkurangnya
kontak komitmen
D. Permasalahan
Yang Terjadi Pada Lansia
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lanjut
usia, antara lain: (Setiabudhi, T. 1999 : 40-42)
1. Permasalahan
umum
a.
Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis
kemiskinan.
b.
Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota
keluarga yang berusia lanjut kurang diperhatikan , dihargai dan dihormati.
c.
Lahirnya kelompok masyarakat industri.
d.
Masih rendahnya kuantitas dan kulaitas tenaga
profesional pelayanan lanjut usia.
e.
Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan
kesejahteraan lansia.
2. Permasalahan
khusus :
a.
Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya
masalah baik fisik, mental maupun sosial.
b.
Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.
c.
Rendahnya produktifitas kerja lansia.
d.
Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat.
e.
Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada
tatanan masyarakat individualistik.
f.
Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang
dapat mengganggu kesehatan fisik lansia
E. Faktor –
faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan
1. Hereditas
atau ketuaan genetik
2. Nutrisi atau
makanan
3. Status
kesehatan
4. Pengalaman
hidup
5. Lingkungan
6. Stres
F.
Perubahan – perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
1.
Perubahan fisik
Meliputi perubahan dari tingkat sel
sampai kesemua sistim organ tubuh, diantaranya sistim pernafasan, pendengaran,
penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastro
intestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen.
2.
Perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
a.
Pertama-tama perubahan fisik, khsusnya organ perasa.
b.
Kesehatan umum
c.
Tingkat pendidikan
d.
Keturunan (hereditas)
e.
Lingkungan
f.
Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan
ketulian.
g.
Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan
jabatan.
h.
Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan
dengan teman dan famili.
i.
Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan
terhadap gambaran diri, perubahan konsep dir.
3.
Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makin
terintegrasi dalam kehidupannya (Maslow, 1970). Lansia makin matur dalam
kehidupan keagamaanya , hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam
sehari-hari (Murray dan Zentner, 1970)
G.
Penyakit Yang Sering Dijumpai Pada Lansia
The National Old People’s Welfare Council , dikemukakan 12 macam penyakit
lansia, yaitu :Depresi mental
1. Gangguan
pendengaran
2. Bronkhitis
kronis
3. Gangguan
pada tungkai/sikap berjalan.
4. Gangguan
pada koksa / sendi pangul\Anemia
5. Demensia
II.
Konsep Hipertensi
A.
Batasan
Hipertensi
Hipertensi didefinisikan
adanya kenaikan tekanan darah yang
persisten . Pada orang dewasa rata-rata
tekanan sistolik sama atau di atas 140
mm Hg dan tekanan diastolik sama atau di atas 90 mm Hg , menurut American Heart
Association, rata-rata dari dua kali
pemeriksaan yang berbeda dalam dua
minggu. Menurut Pusdiknakes Depkes disebutkan hipertensi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik diatas standar
dihubungkan dengan usia.
Hipertensi berdasarkan
penyebabnya dapat dibedakan menjadi dua
golongan besar, yaitu :
1.
Hipertensi
esensial (hipertensi primer /
idiopathic) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, sebanyak 90
% kasus.
2.
Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang
disebabkan oleh penyakit lain , sebanyak 10 % .
B. Faktor Predisposisi
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan
pasti penyebabnya data-data penelitian
telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi . Faktor-faktor
tersebut antara lain :
1.
Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa sesorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika
orang tuanya adalah penderita hipertensi.
2.
Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi
timbulnya hipertensi adalah : umur, jenis kelamin dan ras. Umur yang bertambah
akan menyebabkan kenaikan tekanan darah.
Tekanan darah pria umumnya lebih tinggi dibandingkan tekanan darah
wanita.Juga statistik di Amerika menunjukan
prevalensi hipertensi pada orang kulit hitam hampir dua kali lipat dibandingkan dengan
orang kulit putih.
3.
Kebiasaan Hidup.
Kebiasaan hidup yang yang sering
menyebabkan hipertensi adalah :
1) Konsumsi garam yang tinggi, dari statistik diketahui bahwa suku bangsa atau penduduk dengan konsumsi garam rendah
jarang menderita hipertensi. Dari dunia
kedokteran juga telah dibuktikan bahwa
,pembatasan garam dan pengeluaran
garam / natrium oleh obat diuretik akan menurunkan
tekanan darah lebih lanjut.
2) Kegemukan atau makan berlebihan ; dari penelitian kesehatan terbukti ada
hubungan antara kegemukan dan hipertensi . Meskipun mekanisme bagaimana kegemukan menimbulkan hipertensi belum jelas, tetapi
sudah terbukti penurunan berat badan
dapat menurunkan tekanan darah.
3) Stres dan ketegangan jiwa ; sudah lama diketahui bahwa ketegangan jiwa
seperti rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa takut, rasa
bersalah dapat mmerangsang kelenjar
anak ginjal melepaskaqn hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih
cepat serta lebih kuat , sehingga tekanan darah akan meningkat. Jika stres
berlangsung cukup lama , tubuh akan
berusaha mengadakan penyesuaian sehingga tinbul kelainan organis atau perubahan
patologis (Dr. Hans Selye: General Adaptation Syndrome, 1957). Gejala yang
muncul dapat berupa hipertensi atau
penyakit maag.
4) Pengaruh lain yang dapat menyebabkan
naiknya tekanan darah adalah sebagai berikut : merokok: karena merangsang
sistem adrenergik dan meningkatkan tekanan darah ; minum alkohol, minum
obat-obat,misal; ephedrin, Prednison, epinefrin.
C. Patofisiologi
Kerja jantung terutama ditentukan
oleh besarnya curah jantung dan tahanan perifer. Curah jantung pada penderita
hipertensi umumnya normal. Kelainannya terutama pada peninggian tahanan
perifer. Kenaikan tahanan perifer ini disebabkan karena vasokonstriksi arteriol
akibat naiknya tonus otot polos pembuluh darah tersebut. Bila hipertensi sudah
berjalan cukup lama maka akan dijumpai perubahan-perubahan struktural pada
pembuluh darah arteriol berupa penebalan tunika interna dan hipertropi tunika
media. Dengan adanya hipertropi dan hiperplasi, maka sirkulasi darah dalam otot
jantung tidak mencukupi lagi sehingga terjadi anoksia relatif. Keadaan ini
dapat diperkuat dengan adanya sklerosis koroner.
D. Usaha Pencegahan Hipertensi
lebih baik dari pada pengobatan, demikian juga terhadap
hipertensi.pada umumnya, orang akan berusaha mengenali hipertensi jika dirinya
atau keluarganya sakit keras atau meninggal dunia akibat hipertensi.
Sebenarnya sangat
sederhana dan tidak memerlukan biaya, hanya diperlukan disiplin dan ketekunan
menjalankan aturan hidup sehat, sabar, dan ikhlas (jawa; nrimo) dalam mengendalikan perasaan dan keinginan atau ambisi. Di samping berusaha untuk
memperoleh kemajuan, selalu sadar atau
mawas di ri untuk ikhlas menerima kegagalan atau kesulitan.
Usaha pencegahan juga
bermanfaat bagi penderita
hipertensi agar penyakitnya tidak
menjadi lebih parah , tentunya harus disertai pemakaian obat-obatan yang harus
ditentukan oleh dokter. Agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, harus diambil tindakan pencegahan yang baik (Stop high
blood pressure), antara lain dengan cara sebagai berikut :
·
Mengurangi konsumsi garam
·
Menghindari kegemukan
·
Membatasi konsumsi lemak
·
Olahraga teratur
·
Makan banyak sayur segar
·
Tidak merokok dan tidak minum alkohol
·
Latihan relaksasi atau meditasi
·
Berusaha membina hidup yang positif.
E. Penanggulangan Hipertensi
Penanggulangan
hipertensi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua penatalaksanaan yaitu : Penatalaksanaan Nonfarmakologis
dan farmakologis
1.
Penatalaksanaan
Nonfarmakologis
Hipertensi atau tekanan
darah tinggi sebetulnya bukan suatu
penyakit, tetapi hanya merupakan suatu kelainan dengan gejala gangguan pada
mekanisme regulasi tekanan darah yang timbul. Tujuan pengobatan hipertensi
tidak hanya menurunkan tekanan darah saja, tetapi juga mengurangi dan mencegah
komplikasi akibat hipertensi agar penderita bertambah kuat (Barry,1987).
2.
Penatalaksanaan
farmakologis
Pengobatan hipertensi
umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan obat standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli
Hipertensi ( Joint National Commite On Detection,
Evaluation and Treatment of high Blood
Pressure, USA, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretik, Penyekat Betha ,
Antagonis kalsium, atau penghambatan ACE, dapat digunakan sebagai obat tunggal
pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada
penderita. Bila tekanan darah tidak dapat diturunkan dalam satu bulan, dosis
obat dapat disesuaikan sampai dosis maksimal atau menambahkan obat golongan lain atau mengganti obat pertama
dengan obat golongan lain. Sasaran
penurunan tekanan darah adalah kurang
dari 140/90 mm Hg dengan efek samping
minimal. Penurunan tekanan dosis obat
dapat dilakukan pada golongan hipertenssi ringan yang sudah terkontrol dengan baik selama 1 tahun.
F.
Komplikasi
Hipertensi
merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner, cedera cerebrovaskuler, dan
gagal ginjal. Hipertensi menetap yang disertai dengan peningkatan tahanan
perifer menyebabkan gangguan paada
endothelium pembuluh darah mendorong
plasma dan lipoprotein ke dalam intima
dan lapisan sub intima dari pembuluh
darah dan menyebabkan pembentukan plaque
/aterosklerosis. Peningkatan tekanan juga menyebabkan hiperplasi otot polos , yang membentuk
jaringan parut intima dan mengakibatkan
penebalan pembuluh darah dengan penyempitan lumen. (Underjillet all.,1989)
dikutip dari Carpenito (1999).
Komplikasi yang dapat timbul bila
hipertensi tidak terkontrol adalah
1)
Krisis Hipertensi
2)
Penyakut jantung dan pembuluh darah : penyakit jantung koroner
dan penyakit jantung hipertensi adalah dua bentuk utama penyakit jantung yang timbul pada
penderita hipertensi.
3)
Penyakit jantung cerebrovaskuler :
hipertensi adalah faktor resiko paling penting untuk timbulnya stroke.
Kekerapan dari stroke bertambah dengan setiap kenaikan tekanan darah.
4)
Ensefalopati hipertensi yaitu sindroma yang ditandai dengan perubahan
neurologis mendadak atau sub akut yang
timbul sebagai akibat tekanan arteri
yang meningkat dan kembali normal
apabila tekanan darah diturunkan.
5)
Nefrosklerosis karena hipertensi.
6)
Retinopati hipertenssi.
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
A.
Pengkajian
1. Identitas
diri klien
|
Nama lengkap : Ny. S.M
Tempat / tgl
lahir : Sisoding 28-
12- 1918
Jenis kelamin : perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Agama :
Kristen
Suku bangsa
: Batak
|
Pendidikan Terakhir : -
Diagnosa Medis : Hipertensi
Alamat : Sisoding
|
2. Keluarga
atau orang lain yang penting / dekat yang dapat dihubungi
Ø Nama
: Mudahan
Aritonang
Ø Alamat
: Sisoding
Ø No.
telepon : -
Ø Hubungan
dengan klien : Anak
3. Riwayat
pekerjaan dan status ekonomi
Ø Pekerjaan
saat ini : -
Ø Pekerjaan
sebelumnya : Petani
Ø Sumber
pendapatan : -
Ø Kecukupan
pendapatan : -
4. Aktivitas
rekreasi
Ø Hobi : Bernyanyi
(Buku Ende)
Ø Bepergian/
wisata
: -
Ø Keanggotaan
organisasi : -
5. Riwayat
keluarga
a. Saudara
kandung
|
Nama
|
Keadaan
saat ini
|
Keterangan
|
|
Ny.
SM
|
Meninggal
|
-
|
|
Ny.
TM
|
Meninggal
|
-
|
|
Tn.
RM
|
Meninggal
|
-
|
|
Ny.
SM
|
Sehat
|
Sehat
|
|
Tn.
AM
|
Meninggal
|
-
|
|
Ny.
MM
|
Meninggal
|
-
|
b. Riwayat
kematian dalam keluarga itu ( 1 tahun terakhir )
Ø Nama
: -
Ø Umur : -
Ø Penyebab
kematian : -
c. Kunjungan
keluarga : Ada (Anak.
Menantu, dan Cucu)
Pola kebiasaan sehari –
hari
1. Nutrisi
Ø Frekwensi
makan : 3 x
1
Ø Nafsu
makan :
Baik
Ø Jenis
makanan : Nasi + ikan + sayur
Ø Makanan
yang tidak disukai : tidak ada
Ø Alergi
terhadap makanan : Udang
Ø Pantangan
makanan : Tidak ada
Ø Keluhan yang berhubungan dengan makan
: Tidak ada
2. Eliminasi
a. BAK
Ø Frekwensi
dan waktu : 4-6 x/hari
Ø Kebiasaan BAK pada
malam hari : Ada (2x)
Ø Keluhan
yang berhubungan dengan BAK : Tidak ada
b. BAB
Ø Frekwensi
dan waktu : 1x2 hari
Ø Konsistensi : Lembek
Ø Keluhan
yang berhubungan dengan BAB :
Tidak ada
Ø Pengalaman
memakai laxantif / pencahar : Tidak ada
c. Personal
Hygiene
a. Mandi
Ø Frekwensi
dan waktu : 1x 2 hari
Ø Pemakaian
sabun ( ya / tidak ) : ya
b. Oral
hygiene
Ø Frekwensi
dan waktu gosok gigi : Tidak pernah
Ø Penggunaan
pasta gigi ( ya / tidak ) : -
Ø Perawatan
gigi palsu ( ya/ tidak ), berapa kali: Tidak ada
c. Cuci
rambut
Ø Frekwensi : 1x2 hari
Ø Penggunaan
shampo ( ya / tidak ) : tidak
d. Kuku
dan tangan
Ø Frekwensi
gunting kuku : 1x 1
bulan
Ø Kebiasaan
mencuci tangan klien : Sebelum dan
sesudah makan
e. Istirahat
tidur
Ø Lama
tidur malam : 7 jam
Ø Tidur
siang :
2 jam
Ø Keluhan
utama yang b / d tidur : kaki kebas
f. Kebiasaan
mengisi waktu luang
Ø Olahraga : -
Ø Nonton
TV : iya
Ø Berkebun
/ memasak : -
g. Kebiasaan
yang mempengaruhi kesehatan
( jenis / frekwensi /
jumlah / lama pakai )
a. Merokok
( ya / tidak ) : -
b. Minuman
keras ( ya / tidak ) : -
c. Ketergantungan
terhadap obat ( ya / tidak ) : -
h. Uraikan
kegiatan kronologis sehari – hari
|
Jenis kegiatan
|
Lama waktu untuk setiap kegiatan
|
|
Bangun pagi
|
06.00 wib
|
|
Kebaktian
|
06.00 – 06.30 wib
|
|
Membersihkan diri
|
06.30- 06.50 wib
|
|
Sarapan
|
07.00- 07.15 wib
|
|
Duduk sambil minum teh diteras
rumah
|
07. 15- 08.00 wib
|
|
Menonto TV
|
09.00- 11.00 wib
|
|
Makan Siang
|
11.30- 12.00 wib
|
|
Tidur siang
|
12.00- 14.00 wib
|
|
Membaca alkitab dan bernyanyi
(Buku Ende)
|
14.15- 15.00 wib
|
|
Golek- golek ditempat tidur
|
15.30- 16.30 wib
|
|
Makan malam
|
18.00 wib
|
|
Istirahat
|
19.00- 06.00 wib
|
Ø Status
kesehatan
1. Status
kesehatan saat ini
a. Keluhan
utama dalam 1 tahun terakhir : penglihatan menurun
b. Gejala
yang dirasakan : Penglihatan kabur
c. Factor
pencetus : Usia tua
d. Timbulnya
keluhan : -
e.
Waktu mulai timbulnya keluhan : Sejak bebrapa tahun yang lalu
f.
Upaya mengatasi :
Ø Pergi
ke RS / klinik pengobatan / praktek dokter :
-
Ø Pergi
ke bidan / perawat : -
Ø Mengonsumsi
obat – obatan sendiri : -
Ø Mengonsumsi
obat – obatan tradisional : -
2.
Riwayat
kesehatan masa lalu
a.
Penyakit yang pernah diderita : tidak ada
b.
Riwayat alergi obat, makanan, binatang,
debu, dll : Tidak ada
c.
Riwayat kecelakaan : tidak ada
d.
Riwayat dirawat di RS : tidak ada
e.
Riwayat pemakaian obat : tidak ada
3. Riwayat
Kesehatan Keluarga
GENOGRAM (3 Generasi) :
Keterangan:
: Laki- laki :
Perempuan meninggal
: Perempuan : Tinggal serumah
: Perempuan : Tinggal serumah
: Laki- laki meninggal
Kesimpulan:
Tidak
ada penyakit keturunan
4.
Pengkajian / pemeriksaan fisik (
observasi, pengukuran, auskultasi, perkusi, dan palpasi )
A. Keadaan
Umum
Vital
Sign
TD:
170/120 mmHg RR:22 x/i HR: 67 x/i Suhu: 37,2 ◦C
Ø Pernafasan
1. 1
Sesak Nafas :
Tidak ada
1. 2Riwayat
Merokok : Tidak
ada
1. 3
Pemajanan terhadap polusi udara :
Tidak ada
Lain-lain : -
2. 1Inspeksi
-
Frekuensi Pernafasan : 22 x/i
-
Bentuk Dada : Simetris kiri dan kanan
-
Jenis Pernafasan : Vesikuler
-
Pola Pernafasan : pernafasan dada
-
Pergerakan Rongga Dada : Simetris kiri dan kanan
-
Cyanosis :
Tidak ada
-
Clubbing Finger : Tidak ada
-
Penggunaan Otot Bantu pernafasan : Tidak ada
-
Pemakaian Alat Bantu Pernafasan : Tidak ada
-
Batuk/ sputum : Tidak ada
2. 2
Palpasi
-
Vokal Premitus : Normal bergetar
2. 3
Perkusi
-
Perkusi Paru : Sonor
2. 4
Auskultasi
-
Suara nafas : Vesikuler
Ø Cardiovaskuler
1. 1
Nyeri dada : Tidak
ada
1. 2
Jantung Berdebar-debar : Ada
Lain-lain :
2. 1
Inspeksi
-
Ictus Cordis : Normal
-
Pembengkakan Vena Jugularis : Ada
-
Capillary Refiling Time : Normal (< 2 detik)
2. 2
Palpasi
-
Heart Rate : 67 x/i
-
Getaran Thrill :
Tidak ada
2. 3
Perkusi
-
Batas Jantung : Normal
2. 4
Auskultasi
-
Bunyi Jantung : normal
-
Irama Jantung : normal
Ø Pencernaan
Pemeriksaan
Fisik Abdomen
a. Inspeksi
-
Warna Kulit Abdomen : Cokelat
-
Pembulu Darah Abdomen : Tidak ada pembesaran
-
Striae :
tidak ada
-
Lesi Abdomen : Tidak ada
b. Palpasi
-
Nyeri Tekan : Tidak ada
-
Pembesaran Hati : Tidak ada
-
Massa/ Tumor : Tidak ada
-
Asites :
Tidak ada
-
Distensi Pernafasan : Tidak ada
c. Perkusi
-
Suara Perkusi : Redup
d. Auskutasi
-
Bising Usus : 3 x/i
a. Eliminasi
-
Kebiasaan Eliminasi : 1x2 hari
-
Nyeri Waktu BAB : Tidak ada
-
Konstipasi : Tidak ada
-
Haemoroid : Tidak ada
-
Pemakaian Alat Bantu : Tidak ada
-
Kebiasaan Eliminasi BAK : 4-6 x/i
-
Apakah Ada Masalah BAK : Tidak ada
-
Pemakaian Alat Bantu : Tidak ada
Pemeriksaan
Fisik
Inspeksi
-
Meatus Uretra : -
3. 1
Palpasi
-
Batas Ginjal : Normal
3. 2
Perkusi
-
Ginjal : Tidak teraba
b. Neurosensori
1. PERSYARAFAN
-
Sakit Kepala :
Ada
-
Pusing :
Ada
-
Kesemutan/ kebas/ kelemahan : Ada (kebas)
-
Kejang :
Tidak ada
-
Tingkat Kesadaran
Kualitatif : Composmentis
Kuantitatif : GCS: 15 RM:
6 RV: 5 RMM: 4
Kesimpulan : Klien dalam keadaan sadar penuh
-
Saraf Kranialis : normal
-
Refleks :
Normal
-
Disorientasi : Baik
-
Amnesia : ada
2. MATA/
PENGLIHATAN
-
Gangguan Penglihatan :
Ada
-
Pemeriksaan Mata Terakhir : Tidak ada
-
Bentuk : Simetris kiri dan kanan
-
Konjungtiva : Tidak anemis
-
Palpebra :
tidak ada oedema
-
Pupil :
normal
-
Sklera : normal
-
Ketajaman Penglihatan :
kurang
-
Pemakaian Alat Bantu :
Tidak ada
3. TELINGA/
PENDENGARAN
-
Fungsi Pendengaran : Kurang
-
Pemeriksaan Telinga Terakhir : Tidak ada
-
Tes Fungsi Pendengaran : Tidak ada
-
Tanda Peradangan/ Perdarahan : Tidak ada
-
Cairan/ sekret : Tidak ada
-
Pemakaian Alat Bantu : Tidak ada
4. HIDUNG/
PENCIUMAN
-
Penciuman : kurang
-
Kemampuan :
cukup
-
Tes Fungsi Penciuman : cukup
-
Tanda Peradangan/ Perdarahan : Tidak ada
5. KULIT/
PERABAAN
-
Gangguan Terhadap Rasa : tidak ada
-
Fungsi Kulit :
baik
6. Nyeri
- Apakah
ada nyeri : Ada
- Tanda
gangguan tidur : ada
c. Muskuluskletal
-
Tingkat ketergantungan : 2
-
Tingkat Akivitas
Makan :
2 BAB :
Mandi :
2 BAK :
Pakaian :
2 Ambulasi :
-
Kekuatan Otot : 2
-
ROM :
Aktif
-
Fraktur :
Tidak ada
-
Pemakaian alat bantu : Tongkat
d. Cairan
-
Apakah sering merasa haus : Tidak
-
Jumlah minum/ hari : ± 1500 cc
-
Minuman kesukaan : Air putih
-
Turgor kulit : Buruk
-
Pemberian cairan parenteral : Tidak ada
-
Keadaan mukosa mulut : lembab
-
Oedema :
Tidak ada
-
Diaphoresis : Tidak ada
e. Integumen
-
Rasa gatal : Tidak ada
-
Rasa panas :Tidak ada
-
Tanda peradangan : Tidak ada
-
Luka :
Tidak ada
-
Kelembaban : Tidak lembab
-
Tekstur kulit : buruk
f.
Reproduksi/Seksualitas
-
Aktif melakukan hubungan seksual : Tidak
-
Penggunaan alat kontrasepsi : Tidak Ada
-
Perubahan seksualitas terakhir dalam
frekuensi : -
-
Usia menarche : -
-
Lamanya siklus : -
-
Durasi :
-
-
HPHT :
-
-
Menopause : -
-
Sirkumsisi : -
-
Hamil/tidak : -
Ø Hasil
pengkajian khusus ( format terlampir )
1.
Masalah kesehatan kronis : Tidak
ada
2.
Fungsi kognitif : Kurang
3.
Status fungsional : Baik
4.
Dukungan keluarga : Baik
Ø Lingkungan
tempat tinggal
1.
Kebersihan dan kerapian ruangan: Baik
2.
Penerangan : Baik
3.
Sirkulasi udara : Cukup
4.
Keadaan kamar mandi dan WC : Bersih
5.
Pembuangan air kotor : Tanah dibelakang rumah
6.
Sumber air minum : Mata air
7.
Pembuangan sampah : Tidak ada
8.
Sumber pencemaran : Kandang ternak
9.
Penataan halaman ( kalau ada ) : Bunga
10.
Privasi :
Baik
11.
Resiko injuri : Ada
Resume
:
Klien
berusia 96 tahun, dari pemeriksaan tanda- tanda vital, ditemukan bahwa klien
memiliki penyakit hipertensi, klien juga mengalami gangguan penglihatan,
pendengaran dan penciuman. Dalam melaksanakan aktivitas dibantu oleh orang
lain.
1. MASALAH
KESEHATAN KRONIS
|
No
|
Keluhan kesehatan
|
Selalu
( 3 )
|
Sering
( 2 )
|
Jarang
( 1 )
|
T. pernah
( 0 )
|
|
1
|
Fungsi penglihatan
-
Penglihatan
kabur
-
Mata
berair
-
Nyeri
pada mata
|
3
|
|
|
0
0
|
|
2
|
Fungsi pendengaran
-
Pendengaran
berkurang
-
Telinga
berdenging
|
|
2
|
1
|
|
|
3
|
Fungsi paru
-
Batuk
lama yang disertai keringat malam
-
Sesak
nafas
-
Berdahak/
sputum
|
|
|
|
0
0
0
|
|
4
|
Fungsi jantung
-
Jantung
berdebar- debar
-
Cepat
lelah
-
Nyeri
dada
|
|
2
2
2
|
|
|
|
5
|
Fungsi pencernaan
-
Mual/
muntah
-
Nyeri
ulu hati
-
Makan
dan minum banyak (berlebihan)
-
Perubahan
kebiasaan BAB (mencret/ sembelit)
|
|
|
|
0
0
0
0
|
|
6
|
Fungsi pergerakan
-
Nyeri
kaki saat berjalan
-
Nyeri
pinggang
-
Nyeri
persendian
|
|
|
1
|
0
0
|
|
7
|
Fungsi persyarafan
-
Lumpuh/
kelemahan pada kaki/ tangan kehilangan rasa
-
Gemetar/
tremor
-
Nyeri/
pegal pada daerah tengkuk
|
|
|
1
1
|
0
|
|
8
|
Fungsi saluran perkemihan
-
Buang
air kecil banyak
-
Sering
buang air kecil pada malam hari
-
Tidak
mampu mengontrol pengeluaran air kemih
|
3
|
|
1
1
|
|
|
TOTAL= 20
|
6
|
8
|
6
|
0
|
|
Analisis hasil
Skor
≤ 25 : tidak ada
masalah kesehatan kronis/ masalah kesehatan ringan
2. FUNGSI KOGNITIF
|
No.
|
Item Pertanyaan
|
Benar
|
Salah
|
|
1
|
Jam berapa sekarang?
Jawab: 10.30 wib
|
√
|
|
|
2
|
Tahun berapa sekarang?
Jawab: 2014
|
√
|
|
|
3
|
Tanggal berapa nenek lahir?
Jawab: 28 Desember 1918
|
√
|
|
|
4
|
Berapa umur nenek sekarang?
Jawab: 96 tahun
|
√
|
|
|
5
|
Dimana alamat nenek?
Jawab: Sisoding
|
√
|
|
|
6
|
Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal?
Jawab: 9 orang
|
|
√
|
|
7
|
Siapa nama anggota keluarga yang tinggal?
Jawab: tidak ingat
|
|
√
|
|
8
|
Tahun berapa indonesia merdeka?
Jawab: tahun 1945
|
√
|
|
|
9
|
Siapa nama presiden republik Indonesia sekarang?
Jawab: SBY
|
√
|
|
|
10
|
Berapa anak nenek?
Jawab: 9 orang
|
|
√
|
|
JUMLAH BENAR
|
7
|
3
|
|
Analisi hasil
Skor benar : 0 – 7 : ada gangguan
3. STATUS
FUNGSIONAL
Modifikasi indeks kemandirian kata
|
No.
|
Aktivitas
|
Mandiri
( nilai 1 )
|
Tergantung
( nilai 0 )
|
|
1
|
Mandi
|
|
0
|
|
2
|
Menyiapkan pakaian dan megenakannya
|
|
0
|
|
3
|
Makan
|
|
0
|
|
4
|
Kebersihan diri
|
|
0
|
|
5
|
BAB
|
|
0
|
|
6
|
Mengontrol BAB
|
|
0
|
|
7
|
BAK
|
|
0
|
|
8
|
Mengontrol BAK
|
|
0
|
|
9
|
Berjalan dilingkungan tempat tinggal
|
|
0
|
|
10
|
Menjalankan agama
|
1
|
|
|
11
|
Melakukan pekerjaan rumah
|
|
0
|
|
12
|
Berbelanja
|
|
0
|
|
13
|
Mengelolah keuangan
|
|
0
|
|
14
|
Menggunakan
sarana transportasi
|
|
0
|
|
15
|
Menyiapkan dan meminum obat
|
|
0
|
|
16
|
Merencanakan dan mengambil keputusan
|
|
0
|
|
17
|
Melakukan aktivitas diwaktu luang
|
|
0
|
|
Jumlah Point Mandiri
|
1
|
0
|
|
Analisa data hasil :
Point : 0 – 12 : Ketergantungan
4. STATUS PSIKOLOGIS ( Skala Depres Geriatrik
Yesavage , 1983 )
|
No
|
Apakah bapak / ibu dalam satu minggu terakhir :
|
Ya
|
Tidak
|
|
1
|
Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani?
|
Ya
|
|
|
2
|
Meninggalkan kesenangan atau minat aktivitas anda?
|
Ya
|
|
|
3
|
Merasa bahwa kehidupan anda hampa?
|
|
Tidak
|
|
4
|
Sering merasa bosan?
|
Ya
|
|
|
5
|
Penuh dengan harapan akan masa depan?
|
|
Tidak
|
|
6
|
Mempunyai semangat yang baik setiap waktu?
|
Ya
|
|
|
7
|
Diganggu oleh pikiran yang tidak dapat diungkapkan
|
|
Tidak
|
|
8
|
Merasa bahagia disebagian besar waktu?
|
Ya
|
|
|
9
|
Merasa takut sesuatu terjadi pada anda?
|
|
Tidak
|
|
10
|
Sering kali merasa tidak berdaya?
|
Ya
|
|
|
11
|
Sering merasa gelisah dan gugup?
|
|
Tidak
|
|
12
|
Memilih tinggal dirumah daripada pergi melakukan sesuatu
yang bermanfaat?
|
Ya
|
|
|
13
|
Seringkali merasa khawatir akan masa depan?
|
|
Tidak
|
|
14
|
Merasa mempunyai daya ingat yang lebih baik dari orang
lain?
|
Ya
|
|
|
15
|
Berfikir bahwa dunia ini sangat menyenangkan sekarang?
|
|
Tidak
|
|
16
|
Seringkali merasa merana?
|
|
Tidak
|
|
17
|
Merasa kurang bahagia?
|
|
Tidak
|
|
18
|
Sangat khawatir terhadap masa lalu?
|
|
Tidak
|
|
19
|
Merasa bahwa hidup ini sangat menggairahkan?
|
Ya
|
|
|
20
|
Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang baru?
|
Ya
|
|
|
21
|
Merasa dalam keadaan penuh semangat?
|
|
Tidak
|
|
22
|
Berfikir bahwa keadaan anda tidak ada harapan?
|
Ya
|
|
|
23
|
Berfikir bahwa banyak orang yang lebih baik dari pada
anda?
|
Ya
|
|
|
24
|
Seringkali menjadi kesal dengan hal yang sepele?
|
|
Tidak
|
|
25
|
Seringkali merasa ingin menangis?
|
Ya
|
|
|
26
|
Merasa sulit untuk berkonsentrasi
|
Ya
|
|
|
27
|
Menikmati tidur?
|
|
Tidak
|
|
28
|
Memilih menghindari daripada perkumpulan sosial?
|
Ya
|
|
|
29
|
Mudah mengambil keputusan?
|
|
Tidak
|
|
30
|
Mempunyai pikiran yang jernih?
|
|
Tidak
|
|
Jumlah Item Yang Terganggu?
|
15
|
15
|
|
Analisa Data
|
No
|
Symtomp
|
Etiologi
|
Problem
|
|
1
|
DS:
-
klien mengatakan Sakit kepala
DO:
-
klien tampak memengan kepala
-
Skala nyeri 6
-
klien tampak merigis kesakitan
|
Aliran vaskuler
serebral berkurang
|
Nyeri
|
|
2
|
DS : Klien mengatakan
badanya lemah
DO : kebutuhan sehari
hari klien tampak di bantu oleh keluarga
-skla ketergantungan
2
|
Kelemahan fisik
|
Intoleransi aktivitas
|
|
3
|
DS :klien tidak bisa tidur
DO : klien tidur
hanya + 5 jam
-klien sering
terbangun tengah malm
-klien tampak menguap
|
Peningkatan tekanan
vaskuler
|
Ganguan pemenuhan
istirahat tidur
|
Prioritas Masalah
1.
Nyeri
2.
Intoleransi aktivitas
3.
Gangguan pemenuhan istirahat tidur
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri
b/d aliran vaskular serebral berkurang
2. Intoleransi
aktivitas b/d kelemahan fisik
3. Gangguan
pemenuhan istirahat tidur b/d peningkatan tekanan vaskuler
C. Intervensi Keperawatan
|
No
|
Tanggal
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan
|
Perencanaan
|
|
|
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
||||
|
1
|
28 Maret 2014
|
Nyeri b/d aliran vaskular serebral
berkurang
DS:
-
klien mengatakan Sakit kepala
DO:
-
klien tampak memengan kepala
-
Skala
nyeri 6
klien tampak merigis kesakitan
|
Gangguna rasa nyaman nyeri dapat teratasi dengan kriteria :
· Klien tampak tenang dan rileks
|
- Kaji skala nyeri lokasi dan
intensitasnya
- Bantu klien
dalam ambulasi sesuai kebutuhan
- Bantu klien untuk teknik relaksasi
|
- Untuk mengetahui skala nyeri,
lokasi dan intensitasnya
- Meminimalkan pusing dan sakit
kepala
- Teknik relaksasi dapt digunakan
untuk mengurangi nyeri
|
|
2
|
28 Maret 2014
|
Intoleransi aktivitas b/d
kelemahan fisik
|
Intoleransi aktivitas dapat teratasi
Dengan kriteria:
-
Klien
dapat melakukan aktivitas ringan
|
-
kaji
deajat kemampuan dan tingkat ketergantunagn
-
Ajukan
klien untuk mengatur posisi yang nyaman
-
anjurkan
klien dalam latihan aktivitas ringan
|
-
mengetahui
perkembangan fisik klien
-
untuk
memberikan kenyamanan pada klien
-
melatih
klien untuk melaksanakan aktivitas secara bertahap
|
|
3
|
28 Maret 2014
|
Gangguan pemenuhan istirahat tidur
b/d peningkatan tekanan vaskuler
|
Gangguan kebutuhan istirahat tidur dapat teratasi,
dengan kriteria
-
klien dapat tidur dengan nyenyak
|
-
Berikan
tempat tidur dengan nyaman
-
Tingkatkan rasa nyaman klien pada
waktu tidur
-
Ciptakan
suasana yang nyaman dan tenang
|
-
Meningkatkan
kenyamanan selama tidur
-
untuk lebih memberi rasa nyaman pada
klien saat ingin tidur
-
meningkatkan
kenyamanan klien
|
D. Impelmentasi Keperawatan
|
No
|
Tanggal
|
Impelmentasi
|
Evaluasi
|
|
1
|
28/03/2014
|
-
Mengkaji
skala nyeri lokasi dan intensitasnya
- Membantu klien dalam
ambulasi sesuai kebutuhan
- Membantu klien untuk teknik relaksasi
|
S:
-
Klien
mengatakan sakit kepala
O:
-
Klien
tampak memegang kepalanya
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan implementasi
|
|
2
|
28/03/2014
|
-
Mengkaji
derajat kemampuan dan tingkat ketergantunagan
-
Menganjurkan
klien untuk mengatur posisi yang nyaman
-
Menganjurkan
klien dalam latihan aktivitas ringan
|
S:
-
Klien
mengatakan dibantu oleh menantunya dalam melakukan aktivitasnya
O:
-
Klien
tampak lemah
A: Masalah belum Teratasi
P: Lanjutkan inplementasi
|
|
3
|
28/03/2014
|
-
Berikan
tempat tidur dengan nyaman
-
Tingkatkan rasa nyaman klien pada
waktu tidur
-
Ciptakan
suasana yang nyaman dan tenang
|
S:
-
Klien
mengatakan tidak bisa tidur dengan nyenyak
O:
-
Klien
mengeluh tidak bisa tidur dengan nyenyak
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan implementasi
|
E.
Catatan
Perkembangan I
|
No
|
Tanggal
|
Impelmentasi
|
Evaluasi
|
|
1
|
29/03/2014
|
-
Mengkaji
skala nyeri lokasi dan intensitasnya
- Membantu klien dalam
ambulasi sesuai kebutuhan
- Membantu klien untuk teknik
relaksasi
|
S:
-
Klien
mengatakan sakit kepala sudah berkurang
O:
-
Klien
tampak memegan kepalanya
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan implementasi
|
|
2
|
29/03/2014
|
-
Mengkaji
derajat kemampuan dan tingkat ketergantunagan
-
Menganjurkan
klien untuk mengatur posisi yang nyaman
-
Menganjurkan
klien dalam latihan aktivitas ringan
|
S:
-
Klien
mengatakan dibantu oleh menantunya dalam melakukan aktivitasnya
O:
-
Klien
tampak lemah
A: Masalah belum Teratasi
P: Lanjutkan inplementasi
|
|
3
|
29/03/2014
|
-
Berikan
tempat tidur dengan nyaman
-
Tingkatkan rasa nyaman klien pada
waktu tidur
-
Ciptakan
suasana yang nyaman dan tenang
|
S:
-
Klien
mengatakan tidak bisa tidur dengan nyenyak
O:
-
Klien
mengeluh tidak bisa tidur dengan nyenyak
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan implementasi
|
Catatan Perkembangan II
|
No
|
Tanggal
|
Impelmentasi
|
Evaluasi
|
|
1
|
31/03/2014
|
-
Mengkaji
skala nyeri lokasi dan intensitasnya
- Membantu klien dalam
ambulasi sesuai kebutuhan
- Membantu klien untuk teknik
relaksasi
|
S:
-
Klien
mengatakan sakit kepala
O:
-
Klien
tampak memegang kepalanya
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan implementasi
|
|
2
|
31/03/2014
|
-
Mengkaji
derajat kemampuan dan tingkat ketergantunagan
-
Menganjurkan
klien untuk mengatur posisi yang nyaman
-
Menganjurkan
klien dalam latihan aktivitas ringan
|
S:
-
Klien
mengatakan dibantu oleh menantunya dalam melakukan aktivitasnya
O:
-
Klien
tampak lemah
A: Masalah belum Teratasi
P: Lanjutkan inplementasi
|
|
3
|
31/03/2014
|
-
Berikan
tempat tidur dengan nyaman
-
Tingkatkan rasa nyaman klien pada
waktu tidur
-
Ciptakan
suasana yang nyaman dan tenang
|
S:
-
Klien
mengatakan tidak bisa tidur dengan nyenyak
O:
-
Klien
mengeluh tidak bisa tidur dengan nyenyak
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan implementasi
|
BAB
IV
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Pengkajian dapat dilakukan pada lansia dengan baik karena
adanya kerjasama yang baik dengan klien.
2.
Diagnosa keperawatan dapat di tegakkan dengan baik
berdasarkan masalah yang diperoleh pada pengkajian.
3.
Perencanan di buat sesuai dengan diagnosa keperawatan sesuai
dengan masalah yang dialami oleh klien.
4.
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan perencanan yang
telah dibuat berdasarkan diagnose.
5.
Evaluasi dibuat untuk melakukan penilaian terhadap semua
pelaksanaan yang telah dilakukan.
B.
SARAN
1.
Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan adanya kerjasama
antara klien dan perawat.
2.
Diharapkan dalam pembuatan diagnose disesuaikan dengan
masalah yang didapat saat melakukan pengkajian.
3.
Dalam pembuatan perancanaan diharapkan mahasiswa/I dapat
membuat pelaksanaannya.
4.
Dalam melakukan pelaksanaan harus disesuaikan dengan
perencanaan dan perlunya kerjasama yang baik antara klien dan perawat.
5.
Dalam evaluasi penulis harus dapat melihat keberhasilan yang
diperoleh dari pelaksanaan yang dilakukan juga penulis memerlukan waktu yang
cukup dalam melakukan evaluasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar