Minggu, 06 April 2014

Asuhan Keperawatan Pada Ny. S.M Dengan Gangguan Sistem Cardiovaskuler "Hipertensi" diDusun Sisoding Desa Manalu Dolok Kecamatan Parmonangan



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kemajuan teknologi yang disertai  keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, kemajuan ilmu pengetahuan serta keberhasilan dalam program kesehatan. Keberhasilan tersebut berdampak terhadap meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut cenderung meningkat.
Secara individu, pada usia di atas 55 tahun terjadi proses penuaan secara alamiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis.
Perawatan terhadap pasien lansia merupakan tanggung jawab keluarga dan pemerintah khususnya Dinas social dan tenaga kesehatan. Perubahan – perubahan kecil dalam kemampuan seorang pasien lansia untuk melaksanakan aktivitas sehari – hari atau perubahan kemampuan seorang pemberi asuhan keperawatan dalam memberikan dukungan hendaknya memiliki kemampuan untuk mengkaji aspek fungsional, sosial, dan aspek – aspek lain dari kondisi klien lansia.
B.     Tujuan
Tujuan umum:Meningkatkan derajat kesehatan para lanjut usia.
Tujuan khusus:
1.       Mampu melakukan pengkajian pada lansia
2.       Mampu merumuskan diagnosa keperawatan lansia
3.       Mampu menyusun rencana keperawatan.
4.       Melakukan tindakan keperawatan pada lansia
5.       Mampu melakukan evaluasi terhadap keberhasilan tindakan yang diberikan

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
I.                   Tinjauan Teoritis Medis
A.       Batasan Lansia
Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:
1.      Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
2.      Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahun
3.      Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun
4.      Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
B.       Proses Menua
Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua (Nugroho, 1992). Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua berarti mengalami kemuduran secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai fungsi organ vital, sensitivitas emosional meningkat dan kurang gairah.
Meskipun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai organ, tetapi tidak harus menimbulkan penyakit oleh karenanya usia lanjut harus sehat. Sehat dalam hal ini diartikan:
1.      Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial,
2.      Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari,
3.      Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat (Rahardjo, 1996)
Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan – perubahan yang menuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus – menerus. Apabila proses penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbullah berbagai masalah. Hurlock (1979) seperti dikutip oleh MunandarAshar Sunyoto (1994) menyebutkan masalah – masalah yang menyertai lansia yaitu:
1.      Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang lain,
2.      Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam pola hidupnya,
3.      Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah meninggal atau pindah,
4.      Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang yang bertambah banyak dan Belajar memperlakukan anak – anak yang telah tumbuh dewasa. Berkaitan dengan perubahan fisk, Hurlock mengemukakan bahwa perubahan fisik yang mendasar adalah perubahan gerak.
Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat terhadap diri makin bertambah. Kedua minat terhadap penampilan semakin berkurang. Ketiga minat terhadap uang semakin meningkat, terakhir minta terhadap kegiatan – kegiatan rekreasi tak berubah hanya cenderung menyempit. Untuk itu diperlukan motivasi yang tinggi pada diri usia lanjut untuk selalu menjaga kebugaran fisiknya agar tetap sehat secara fisik. Motivasi tersebut diperlukan untuk melakukan latihan fisik secara benar dan teratur untuk meningkatkan kebugaran fisiknya.
Berkaitan dengan perubahan, kemudian Hurlock (1990) mengatakan bahwa perubahan yang dialami oleh setiap orang akan mempengaruhi minatnya terhadap perubahan tersebut dan akhirnya mempengaruhi pola hidupnya. Bagaimana sikap yang ditunjukkan apakah memuaskan atau tidak memuaskan, hal ini tergantung dari pengaruh perubahan terhadap peran dan pengalaman pribadinya. Perubahan ynag diminati oleh para lanjut usia adalah perubahan yang berkaitan dengan masalah peningkatan kesehatan, ekonomi/pendapatan dan peran sosial (Goldstein, 1992). Dalam menghadapi perubahan tersebut diperlukan penyesuaian. Ciri – ciri penyesuaian yang tidak baik dari lansia (Hurlock, 1979, Munandar, 1994) adalah:
1.      Minat sempit terhadap kejadian di lingkungannya.
2.      Penarikan diri ke dalam dunia fantasi
3.      Selalu mengingat kembali masa lalu
4.      Selalu khawatir karena pengangguran,
5.      Kurang ada motivasi,
6.      Rasa kesendirian karena hubungan dengan keluarga kurang baik, dan 
7.      Tempat tinggal yang tidak diinginkan.
Di lain pihak ciri penyesuaian diri lanjut usia yang baik antara lain adalah: minat yang kuat, ketidaktergantungan secara ekonomi, kontak sosial luas, menikmati kerja dan hasil kerja, menikmati kegiatan yang dilkukan saat ini dan memiliki kekhawatiran minimla trehadap diri dan orang lain.
C.       Teori Proses Menua
1.      Teori – teori biologi
a.       Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies – spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul – molekul / DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel – sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel).
b.      Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel – sel tubuh lelah (rusak)
c.    Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory)
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidaktahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
d.      Teori “immunology slow virus” (immunology slow virus theory)
Sistem imune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkab kerusakan organ tubuh.
e.       Teori stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
f.       Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan osksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini dapat menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
g.    Teori rantai silang
Sel-sel yang tua atau usang , reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.
h.    Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel-sel tersebut mati.
2.      Teori kejiwaan sosial
a.       Aktivitas atau kegiatan (activity theory)
Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa usia lanjut yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.
Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia. Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia
b.      Kepribadian berlanjut (continuity theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimiliki.
c.       Teori pembebasan (disengagement theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjaadi kehilangan ganda (triple loss), yakni :
1.      kehilangan peran
2.      hambatan kontak sosial
3.      berkurangnya kontak komitmen
D.       Permasalahan Yang Terjadi Pada Lansia
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lanjut usia, antara lain: (Setiabudhi, T. 1999 : 40-42)
1.      Permasalahan umum
a.       Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan.
b.      Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut kurang diperhatikan , dihargai dan dihormati.
c.       Lahirnya kelompok masyarakat industri.
d.      Masih rendahnya kuantitas dan kulaitas tenaga profesional pelayanan lanjut usia.
e.       Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia.
2.      Permasalahan khusus :
a.       Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik, mental maupun sosial.
b.      Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.
c.       Rendahnya produktifitas kerja lansia.
d.      Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat.
e.       Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat individualistik.
f.       Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu kesehatan fisik lansia
E.       Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan
1.      Hereditas atau ketuaan genetik
2.      Nutrisi atau makanan
3.      Status kesehatan
4.      Pengalaman hidup
5.      Lingkungan
6.      Stres
F.        Perubahan – perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
1.      Perubahan fisik
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistim organ tubuh, diantaranya sistim pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastro intestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen.
2.      Perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
a.       Pertama-tama perubahan fisik, khsusnya organ perasa.
b.      Kesehatan umum
c.       Tingkat pendidikan
d.      Keturunan (hereditas)
e.       Lingkungan
f.       Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
g.      Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.
h.      Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan famili.
i.        Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri, perubahan konsep dir.
3.      Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya (Maslow, 1970). Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya , hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zentner, 1970)
G.           Penyakit Yang Sering Dijumpai Pada Lansia
The National Old People’s Welfare Council , dikemukakan 12 macam penyakit lansia, yaitu :Depresi mental
1.      Gangguan pendengaran
2.      Bronkhitis kronis
3.      Gangguan pada tungkai/sikap berjalan.
4.      Gangguan pada koksa / sendi pangul\Anemia
5.      Demensia
                            
II.                   Konsep Hipertensi
A.    Batasan  Hipertensi
Hipertensi didefinisikan adanya kenaikan  tekanan darah yang persisten . Pada orang dewasa  rata-rata tekanan sistolik  sama atau di atas 140 mm Hg dan tekanan diastolik sama atau di atas 90 mm Hg , menurut American Heart Association, rata-rata  dari dua kali pemeriksaan yang berbeda  dalam dua minggu. Menurut Pusdiknakes Depkes disebutkan hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik diatas standar  dihubungkan dengan usia.
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat  dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu :
1.         Hipertensi  esensial  (hipertensi primer / idiopathic) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, sebanyak 90 %  kasus.
2.         Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain , sebanyak 10 % .
B.     Faktor Predisposisi   
Meskipun   hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya data-data   penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan  terjadinya hipertensi . Faktor-faktor tersebut  antara lain :
1.      Faktor keturunan
Dari data statistik  terbukti bahwa  sesorang akan memiliki kemungkinan lebih besar  untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
2.      Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah : umur, jenis kelamin dan ras. Umur yang bertambah akan menyebabkan kenaikan tekanan darah.  Tekanan darah pria umumnya lebih tinggi dibandingkan tekanan darah wanita.Juga statistik di Amerika menunjukan  prevalensi hipertensi pada orang kulit hitam  hampir dua kali lipat dibandingkan dengan orang kulit putih.
3.      Kebiasaan Hidup.
Kebiasaan hidup yang yang sering menyebabkan hipertensi adalah  :
1)      Konsumsi garam yang tinggi, dari statistik diketahui bahwa suku bangsa  atau penduduk dengan konsumsi garam rendah jarang  menderita hipertensi. Dari dunia kedokteran juga telah dibuktikan  bahwa ,pembatasan garam  dan pengeluaran garam  / natrium oleh obat diuretik akan menurunkan tekanan darah lebih lanjut.
2)      Kegemukan atau makan berlebihan ; dari penelitian kesehatan  terbukti ada  hubungan  antara kegemukan  dan hipertensi . Meskipun mekanisme  bagaimana kegemukan  menimbulkan hipertensi belum jelas, tetapi sudah terbukti penurunan berat badan  dapat menurunkan tekanan darah.
3)      Stres dan ketegangan jiwa ; sudah lama diketahui bahwa ketegangan jiwa seperti rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah   dapat mmerangsang kelenjar anak ginjal melepaskaqn hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat , sehingga tekanan darah akan meningkat. Jika stres berlangsung  cukup lama , tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga tinbul kelainan organis atau perubahan patologis (Dr. Hans Selye: General Adaptation Syndrome, 1957). Gejala yang muncul  dapat berupa hipertensi atau penyakit maag.
4)      Pengaruh  lain yang dapat menyebabkan naiknya tekanan darah adalah sebagai berikut : merokok: karena merangsang sistem adrenergik dan meningkatkan tekanan darah ; minum alkohol, minum obat-obat,misal; ephedrin, Prednison, epinefrin.
C.    Patofisiologi
Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan tahanan perifer. Curah jantung pada penderita hipertensi umumnya normal. Kelainannya terutama pada peninggian tahanan perifer. Kenaikan tahanan perifer ini disebabkan karena vasokonstriksi arteriol akibat naiknya tonus otot polos pembuluh darah tersebut. Bila hipertensi sudah berjalan cukup lama maka akan dijumpai perubahan-perubahan struktural pada pembuluh darah arteriol berupa penebalan tunika interna dan hipertropi tunika media. Dengan adanya hipertropi dan hiperplasi, maka sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi sehingga terjadi anoksia relatif. Keadaan ini dapat diperkuat dengan adanya sklerosis koroner.
D.    Usaha Pencegahan Hipertensi
lebih baik dari  pada pengobatan, demikian juga terhadap hipertensi.pada umumnya, orang akan berusaha mengenali hipertensi jika dirinya atau keluarganya sakit keras atau meninggal dunia akibat hipertensi.
Sebenarnya sangat sederhana dan tidak memerlukan biaya, hanya diperlukan disiplin dan ketekunan menjalankan aturan hidup sehat, sabar, dan ikhlas (jawa; nrimo) dalam  mengendalikan perasaan dan keinginan  atau ambisi. Di samping berusaha untuk memperoleh kemajuan, selalu sadar atau  mawas di ri untuk ikhlas menerima kegagalan  atau kesulitan.
Usaha pencegahan juga bermanfaat bagi penderita  hipertensi  agar penyakitnya tidak menjadi lebih parah , tentunya harus disertai pemakaian obat-obatan yang harus ditentukan oleh dokter. Agar terhindar dari komplikasi fatal  hipertensi, harus diambil  tindakan pencegahan yang baik (Stop high blood pressure),  antara lain  dengan cara sebagai berikut  :
·         Mengurangi konsumsi garam
·         Menghindari kegemukan
·         Membatasi konsumsi lemak
·         Olahraga teratur
·         Makan banyak sayur segar
·         Tidak merokok  dan tidak minum alkohol
·         Latihan relaksasi atau meditasi
·         Berusaha membina hidup yang positif.
E.     Penanggulangan Hipertensi
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua penatalaksanaan   yaitu : Penatalaksanaan Nonfarmakologis dan  farmakologis
1.      Penatalaksanaan Nonfarmakologis
Hipertensi atau tekanan darah tinggi sebetulnya  bukan suatu penyakit, tetapi hanya merupakan suatu kelainan dengan gejala gangguan pada mekanisme regulasi tekanan darah yang timbul. Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja, tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita bertambah kuat  (Barry,1987).
2.      Penatalaksanaan farmakologis
Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan obat standar  yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi      (  Joint National Commite On Detection, Evaluation and  Treatment of high Blood Pressure, USA, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretik, Penyekat Betha , Antagonis kalsium, atau penghambatan ACE, dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita. Bila tekanan darah tidak dapat diturunkan dalam satu bulan, dosis obat dapat disesuaikan sampai dosis maksimal atau menambahkan obat  golongan lain atau mengganti obat pertama dengan obat golongan  lain. Sasaran penurunan tekanan darah adalah  kurang dari  140/90 mm Hg dengan efek samping minimal. Penurunan tekanan dosis obat  dapat dilakukan pada golongan hipertenssi ringan yang sudah  terkontrol dengan baik selama 1 tahun.
F.     Komplikasi
         Hipertensi merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner, cedera cerebrovaskuler, dan gagal ginjal. Hipertensi menetap yang disertai dengan peningkatan tahanan perifer menyebabkan gangguan  paada endothelium  pembuluh darah mendorong plasma dan lipoprotein  ke dalam intima dan lapisan sub intima  dari pembuluh darah  dan menyebabkan pembentukan plaque /aterosklerosis. Peningkatan tekanan juga menyebabkan  hiperplasi otot polos , yang membentuk jaringan parut intima  dan mengakibatkan penebalan pembuluh darah dengan penyempitan lumen. (Underjillet all.,1989) dikutip dari Carpenito (1999).
Komplikasi yang dapat timbul bila  hipertensi tidak terkontrol adalah
1)   Krisis Hipertensi
2)   Penyakut jantung  dan pembuluh darah : penyakit jantung koroner dan penyakit jantung hipertensi adalah dua bentuk  utama penyakit jantung yang timbul pada penderita hipertensi.
3)   Penyakit jantung cerebrovaskuler : hipertensi adalah faktor resiko paling penting untuk timbulnya stroke. Kekerapan dari stroke bertambah dengan setiap kenaikan tekanan darah.
4)   Ensefalopati hipertensi  yaitu sindroma yang ditandai dengan perubahan neurologis  mendadak atau sub akut yang timbul sebagai akibat tekanan arteri  yang meningkat dan kembali normal   apabila tekanan darah diturunkan.
5)   Nefrosklerosis karena hipertensi.
6)   Retinopati hipertenssi.



BAB III
TINJAUAN KASUS
A.    Pengkajian
1.      Identitas diri klien
Nama lengkap         : Ny. S.M
Tempat / tgl lahir     : Sisoding 28- 12-   1918
Jenis kelamin           :  perempuan        
Status Perkawinan  : Kawin Agama                    : Kristen
Suku bangsa           : Batak
Pendidikan Terakhir : -
Diagnosa Medis        : Hipertensi
Alamat                      : Sisoding


2.      Keluarga atau orang lain yang penting / dekat yang dapat dihubungi
Ø  Nama                                 : Mudahan Aritonang
Ø  Alamat                              : Sisoding
Ø  No. telepon                       : -
Ø  Hubungan dengan klien    : Anak
3.      Riwayat pekerjaan dan status ekonomi
Ø  Pekerjaan saat ini              : -
Ø  Pekerjaan sebelumnya       : Petani
Ø  Sumber pendapatan          : -
Ø  Kecukupan pendapatan    :  -
4.      Aktivitas rekreasi
Ø  Hobi                                  : Bernyanyi (Buku Ende)
Ø  Bepergian/ wisata              : -
Ø  Keanggotaan organisasi    :  -
5.      Riwayat keluarga             
a.       Saudara kandung
Nama
Keadaan saat ini
Keterangan
Ny. SM
Meninggal
-
Ny. TM
Meninggal
-
Tn. RM
Meninggal
-
Ny. SM
Sehat
Sehat
Tn. AM
Meninggal
-
Ny. MM
Meninggal
-

b.      Riwayat kematian dalam keluarga itu ( 1 tahun terakhir )
Ø  Nama                                 : -
Ø  Umur                                 : -
Ø  Penyebab kematian           : -
c.       Kunjungan keluarga                      : Ada (Anak. Menantu, dan Cucu)
Pola kebiasaan sehari – hari
1.      Nutrisi
Ø  Frekwensi makan                                : 3 x 1                                      
Ø  Nafsu makan                                       : Baik    
Ø  Jenis makanan                                     : Nasi + ikan + sayur
Ø  Makanan yang tidak disukai               : tidak ada
Ø  Alergi terhadap makanan                   : Udang
Ø  Pantangan makanan                            : Tidak ada
Ø  Keluhan yang berhubungan dengan makan : Tidak ada
2.      Eliminasi
a.       BAK
Ø  Frekwensi dan waktu                    : 4-6 x/hari
Ø  Kebiasaan BAK pada malam hari : Ada (2x)
Ø  Keluhan yang berhubungan dengan BAK : Tidak ada 
b.      BAB
Ø  Frekwensi dan waktu                    : 1x2 hari
Ø  Konsistensi                                    : Lembek
Ø  Keluhan yang berhubungan dengan BAB            : Tidak ada
Ø  Pengalaman memakai laxantif / pencahar : Tidak ada
c.       Personal Hygiene
a.       Mandi
Ø  Frekwensi dan waktu              : 1x 2 hari
Ø  Pemakaian sabun ( ya / tidak )            : ya
b.      Oral hygiene
Ø  Frekwensi dan waktu gosok gigi        : Tidak pernah
Ø  Penggunaan pasta gigi ( ya / tidak ) : -
Ø  Perawatan gigi palsu ( ya/ tidak ), berapa kali: Tidak ada
c.       Cuci rambut
Ø  Frekwensi                                            :  1x2 hari
Ø  Penggunaan shampo ( ya / tidak )       :  tidak
d.      Kuku dan tangan
Ø  Frekwensi gunting kuku                     : 1x 1 bulan
Ø  Kebiasaan mencuci tangan klien         : Sebelum dan sesudah makan
e.       Istirahat tidur
Ø  Lama tidur malam                         :  7 jam
Ø  Tidur siang                                    : 2 jam
Ø  Keluhan utama yang b / d tidur    :  kaki kebas
f.       Kebiasaan mengisi waktu luang
Ø  Olahraga                                        : -
Ø  Nonton TV                                    : iya
Ø  Berkebun / memasak                     : -
g.      Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan           
( jenis / frekwensi / jumlah / lama pakai )
a.       Merokok ( ya / tidak )                         : -
b.      Minuman keras ( ya / tidak )               : -
c.       Ketergantungan terhadap obat ( ya / tidak )   : -
h.      Uraikan kegiatan kronologis sehari – hari
Jenis kegiatan
Lama waktu untuk setiap kegiatan
Bangun pagi
06.00 wib
Kebaktian
06.00 – 06.30 wib
Membersihkan diri
06.30- 06.50 wib
Sarapan
07.00- 07.15 wib
Duduk sambil minum teh diteras rumah
07. 15- 08.00 wib
Menonto TV
09.00- 11.00 wib
Makan Siang
11.30- 12.00 wib
Tidur siang
12.00- 14.00 wib
Membaca alkitab dan bernyanyi (Buku Ende)
14.15- 15.00 wib
Golek- golek ditempat tidur
15.30- 16.30 wib
Makan malam
18.00 wib
Istirahat
19.00- 06.00 wib
Ø  Status kesehatan
1.      Status kesehatan saat ini
a.       Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : penglihatan menurun
b.      Gejala yang dirasakan        : Penglihatan kabur
c.       Factor pencetus                  : Usia tua
d.      Timbulnya keluhan             : -
e.       Waktu mulai timbulnya keluhan     : Sejak bebrapa tahun yang lalu
f.       Upaya mengatasi                :
Ø  Pergi ke RS / klinik pengobatan / praktek dokter         : -
Ø  Pergi ke bidan / perawat                                               : -
Ø  Mengonsumsi obat – obatan sendiri                             : -
Ø  Mengonsumsi obat – obatan tradisional                       : -
2.      Riwayat  kesehatan masa lalu
a.       Penyakit yang pernah diderita      : tidak ada
b.      Riwayat alergi obat, makanan, binatang, debu, dll : Tidak ada
c.       Riwayat kecelakaan                      : tidak ada
d.      Riwayat dirawat di RS                 : tidak ada
e.       Riwayat pemakaian obat               : tidak ada
3.      Riwayat Kesehatan Keluarga
GENOGRAM (3 Generasi) :
                                       
 

                                       
 


                                            



            Keterangan:
: Laki- laki                                           : Perempuan meninggal
           
: Perempuan                                        : Tinggal serumah
                                                                      
      : Laki- laki meninggal

Kesimpulan:
Tidak ada penyakit keturunan
4.      Pengkajian / pemeriksaan fisik ( observasi, pengukuran, auskultasi, perkusi, dan palpasi )
A.    Keadaan Umum
Vital Sign
TD: 170/120 mmHg                RR:22 x/i         HR: 67 x/i       Suhu: 37,2 ◦C
Ø  Pernafasan
1. 1 Sesak Nafas                                 : Tidak ada
1. 2Riwayat Merokok                         : Tidak ada
1. 3 Pemajanan terhadap polusi udara            : Tidak ada
Lain-lain                                        : -
2. 1Inspeksi
-          Frekuensi Pernafasan                          : 22 x/i
-          Bentuk Dada                                       : Simetris kiri dan kanan
-          Jenis Pernafasan                                  : Vesikuler
-          Pola Pernafasan                                   : pernafasan dada
-          Pergerakan Rongga Dada                   : Simetris kiri dan kanan
-          Cyanosis                                              : Tidak ada
-          Clubbing Finger                                  : Tidak ada
-          Penggunaan Otot Bantu pernafasan   : Tidak ada
-          Pemakaian Alat Bantu Pernafasan      : Tidak ada
-          Batuk/ sputum                                     : Tidak ada
2. 2 Palpasi
-          Vokal Premitus           : Normal bergetar
2. 3 Perkusi
-          Perkusi Paru                : Sonor
2. 4 Auskultasi
-          Suara nafas                  : Vesikuler
Ø  Cardiovaskuler
1. 1 Nyeri dada                       : Tidak ada
1. 2 Jantung Berdebar-debar   : Ada
Lain-lain                            :
2. 1 Inspeksi
-          Ictus Cordis                                        : Normal
-          Pembengkakan Vena Jugularis           : Ada
-          Capillary Refiling Time                       : Normal (< 2 detik)
2. 2 Palpasi
-          Heart Rate                               : 67 x/i
-          Getaran Thrill                          :  Tidak ada
2. 3 Perkusi
-          Batas Jantung                          : Normal
2. 4 Auskultasi
-          Bunyi Jantung                         : normal
-          Irama Jantung                         : normal
Ø  Pencernaan
Pemeriksaan Fisik Abdomen
a.       Inspeksi
-          Warna Kulit Abdomen           : Cokelat
-          Pembulu Darah Abdomen      : Tidak ada pembesaran
-          Striae                                       : tidak ada
-          Lesi Abdomen                                    : Tidak ada
b.      Palpasi
-          Nyeri Tekan                            : Tidak ada
-          Pembesaran Hati                     : Tidak ada
-          Massa/ Tumor                          : Tidak ada
-          Asites                                      : Tidak ada
-          Distensi Pernafasan                 : Tidak ada
c.       Perkusi
-          Suara Perkusi                          : Redup
d.      Auskutasi
-          Bising Usus                             : 3 x/i
a.       Eliminasi
-          Kebiasaan Eliminasi                : 1x2 hari
-          Nyeri Waktu BAB                  : Tidak ada
-          Konstipasi                               : Tidak ada
-          Haemoroid                              : Tidak ada
-          Pemakaian Alat Bantu                        :  Tidak ada
-          Kebiasaan Eliminasi BAK            : 4-6 x/i
-          Apakah Ada Masalah BAK          : Tidak ada
-          Pemakaian Alat Bantu                  : Tidak ada
Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi
-          Meatus Uretra                   : -
3. 1 Palpasi
-          Batas Ginjal                      : Normal
3. 2 Perkusi
-          Ginjal                                : Tidak teraba
b.      Neurosensori
1.      PERSYARAFAN
-          Sakit Kepala                                  : Ada
-          Pusing                                           : Ada
-          Kesemutan/ kebas/ kelemahan      : Ada (kebas)
-          Kejang                                           : Tidak ada
-          Tingkat Kesadaran
Kualitatif               :  Composmentis
Kuantitatif                        : GCS: 15        RM: 6 RV: 5                                            RMM: 4
Kesimpulan           : Klien dalam keadaan sadar penuh
-          Saraf Kranialis      : normal
-          Refleks                  : Normal
-          Disorientasi           : Baik
-          Amnesia                : ada
2.      MATA/ PENGLIHATAN
-          Gangguan Penglihatan                  : Ada
-          Pemeriksaan Mata Terakhir           : Tidak ada
-          Bentuk                                          : Simetris kiri dan kanan
-          Konjungtiva                                  : Tidak anemis
-          Palpebra                                        :  tidak ada oedema
-          Pupil                                              : normal
-          Sklera                                            : normal
-          Ketajaman Penglihatan                 : kurang
-          Pemakaian Alat Bantu                  : Tidak ada
3.      TELINGA/ PENDENGARAN
-          Fungsi Pendengaran                      : Kurang
-          Pemeriksaan Telinga Terakhir       : Tidak ada
-          Tes Fungsi Pendengaran              : Tidak ada
-          Tanda Peradangan/ Perdarahan    : Tidak ada
-          Cairan/ sekret                               : Tidak ada
-          Pemakaian Alat Bantu                 : Tidak ada
4.      HIDUNG/ PENCIUMAN
-          Penciuman                                    : kurang
-          Kemampuan                                 : cukup
-          Tes Fungsi Penciuman                  : cukup
-          Tanda Peradangan/ Perdarahan    : Tidak ada
5.      KULIT/ PERABAAN
-          Gangguan Terhadap Rasa            : tidak ada
-          Fungsi Kulit                                : baik
6.      Nyeri
-       Apakah ada nyeri  : Ada
-       Tanda gangguan tidur       : ada
c.       Muskuluskletal
-          Tingkat ketergantungan               : 2       
-          Tingkat Akivitas
Makan      : 2                    BAB                :
Mandi       : 2                    BAK               :
Pakaian     : 2                    Ambulasi         :
-          Kekuatan Otot                 : 2
-          ROM                                : Aktif
-          Fraktur                              : Tidak ada
-          Pemakaian alat bantu       : Tongkat
d.      Cairan
-          Apakah sering merasa haus          : Tidak
-          Jumlah minum/ hari                      : ± 1500 cc
-          Minuman kesukaan                      : Air putih
-          Turgor kulit                                  : Buruk
-          Pemberian cairan parenteral         : Tidak ada
-          Keadaan mukosa mulut                : lembab
-          Oedema                                        : Tidak ada
-          Diaphoresis                                   : Tidak ada
e.       Integumen
-          Rasa gatal                                     : Tidak ada
-          Rasa panas                                    :Tidak ada
-          Tanda peradangan                        : Tidak ada
-          Luka                                             : Tidak ada
-          Kelembaban                                 : Tidak lembab
-          Tekstur kulit                                 : buruk
f.       Reproduksi/Seksualitas
-          Aktif melakukan hubungan seksual          : Tidak
-          Penggunaan alat kontrasepsi                     : Tidak Ada
-          Perubahan seksualitas terakhir dalam frekuensi    : -
-          Usia menarche                  : -
-          Lamanya siklus                 : -
-          Durasi                               : -
-          HPHT                               : -
-          Menopause                       : -
-          Sirkumsisi                         : -
-          Hamil/tidak                      : -
Ø  Hasil pengkajian khusus ( format terlampir )
1.      Masalah kesehatan kronis :  Tidak ada
2.      Fungsi kognitif                  : Kurang
3.      Status fungsional              : Baik
4.      Dukungan keluarga           : Baik
Ø  Lingkungan tempat tinggal
1.         Kebersihan dan kerapian ruangan: Baik
2.         Penerangan                                   : Baik
3.         Sirkulasi udara                             : Cukup
4.         Keadaan kamar mandi dan WC   : Bersih
5.         Pembuangan air kotor                  :  Tanah dibelakang rumah
6.         Sumber air minum                        : Mata air                    
7.         Pembuangan sampah                    : Tidak ada
8.         Sumber pencemaran                     : Kandang ternak
9.         Penataan halaman ( kalau ada )    : Bunga
10.     Privasi                                          : Baik
11.     Resiko injuri                                 : Ada
Resume :
Klien berusia 96 tahun, dari pemeriksaan tanda- tanda vital, ditemukan bahwa klien memiliki penyakit hipertensi, klien juga mengalami gangguan penglihatan, pendengaran dan penciuman. Dalam melaksanakan aktivitas dibantu oleh orang lain.
                                                                
1.      MASALAH KESEHATAN KRONIS
No
Keluhan kesehatan
Selalu
( 3 )
Sering
( 2 )
Jarang
( 1 )
T. pernah
( 0 )
1
Fungsi penglihatan
-          Penglihatan kabur
-          Mata berair
-          Nyeri pada mata

3




0
0
2
Fungsi pendengaran
-          Pendengaran berkurang
-          Telinga berdenging


2


1

3
Fungsi paru
-          Batuk lama yang disertai keringat malam
-          Sesak nafas
-          Berdahak/ sputum




0

0
0
4
Fungsi jantung
-          Jantung berdebar- debar
-          Cepat lelah
-          Nyeri dada


2
2
2








5
Fungsi pencernaan
-          Mual/ muntah
-          Nyeri ulu hati
-          Makan dan minum banyak (berlebihan)
-          Perubahan kebiasaan BAB (mencret/ sembelit)




0
0
0

0
6
Fungsi pergerakan
-          Nyeri kaki saat berjalan
-          Nyeri pinggang
-          Nyeri persendian



1


0
0
7
Fungsi persyarafan
-          Lumpuh/ kelemahan pada kaki/ tangan kehilangan rasa
-          Gemetar/ tremor
-          Nyeri/ pegal pada daerah tengkuk



1



1





0

8
Fungsi saluran perkemihan
-          Buang air kecil banyak
-          Sering buang air kecil pada malam hari
-          Tidak mampu mengontrol pengeluaran air kemih


3


1


1






TOTAL= 20
6
8
6
0
                        Analisis hasil
      Skor ≤ 25                    : tidak ada masalah kesehatan kronis/ masalah kesehatan ringan      

2.       FUNGSI KOGNITIF
No.
Item Pertanyaan
Benar
Salah
1
Jam berapa sekarang?
Jawab: 10.30 wib

2
Tahun berapa sekarang?
Jawab: 2014

3
Tanggal berapa nenek lahir?
Jawab: 28 Desember 1918

4
Berapa umur nenek sekarang?
Jawab: 96 tahun

5
Dimana alamat nenek?
Jawab: Sisoding

6
Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal?
Jawab: 9 orang

7
Siapa nama anggota keluarga yang tinggal?
Jawab: tidak ingat

8
Tahun berapa indonesia merdeka?
Jawab: tahun 1945

9
Siapa nama presiden republik Indonesia sekarang?
Jawab: SBY

10
Berapa anak nenek?
Jawab: 9 orang

JUMLAH BENAR
7
3
                Analisi hasil
                        Skor benar : 0 – 7                    : ada gangguan
3.      STATUS FUNGSIONAL
Modifikasi indeks kemandirian kata
No.
Aktivitas
Mandiri
( nilai 1 )
Tergantung
( nilai 0 )
1
Mandi

0
2
Menyiapkan pakaian dan megenakannya

0
3
Makan

0
4
Kebersihan diri

0
5
BAB

0
6
Mengontrol BAB

0
7
BAK

0
8
Mengontrol BAK

0
9
Berjalan dilingkungan tempat tinggal

0
10
Menjalankan agama
1

11
Melakukan pekerjaan rumah

0
12
Berbelanja

0
13
Mengelolah keuangan

0
14
Menggunakan sarana transportasi

0
15
Menyiapkan dan meminum obat

0
16
Merencanakan dan mengambil keputusan

0
17
Melakukan aktivitas diwaktu luang

0
Jumlah Point Mandiri
1
0
                        Analisa data hasil :
                        Point : 0 – 12 : Ketergantungan

4.       STATUS PSIKOLOGIS ( Skala Depres Geriatrik Yesavage , 1983 )
No
Apakah bapak / ibu dalam satu minggu terakhir :
Ya
Tidak
1
Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani?
Ya

2
Meninggalkan kesenangan atau minat aktivitas anda?
Ya

3
Merasa bahwa kehidupan anda hampa?

Tidak
4
Sering merasa bosan?
Ya

5
Penuh dengan harapan akan masa depan?

Tidak
6
Mempunyai semangat yang baik setiap waktu?
Ya

7
Diganggu oleh pikiran yang tidak dapat diungkapkan

Tidak
8
Merasa bahagia disebagian besar waktu?
Ya

9
Merasa takut sesuatu terjadi pada anda?

Tidak
10
Sering kali merasa tidak berdaya?
Ya

11
Sering merasa gelisah dan gugup?

Tidak
12
Memilih tinggal dirumah daripada pergi melakukan sesuatu yang bermanfaat?
Ya

13
Seringkali merasa khawatir akan masa depan?

Tidak
14
Merasa mempunyai daya ingat yang lebih baik dari orang lain?
Ya

15
Berfikir bahwa dunia ini sangat menyenangkan sekarang?

Tidak
16
Seringkali merasa merana?

Tidak
17
Merasa kurang bahagia?

Tidak
18
Sangat khawatir terhadap masa lalu?

Tidak
19
Merasa bahwa hidup ini sangat menggairahkan?
Ya

20
Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang baru?
Ya

21
Merasa dalam keadaan penuh semangat?

Tidak
22
Berfikir bahwa keadaan anda tidak ada harapan?
Ya

23
Berfikir bahwa banyak orang yang lebih baik dari pada anda?
Ya

24
Seringkali menjadi kesal dengan hal yang sepele?

Tidak
25
Seringkali merasa ingin menangis?
Ya

26
Merasa sulit untuk berkonsentrasi
Ya

27
Menikmati tidur?

Tidak
28
Memilih menghindari daripada perkumpulan sosial?
Ya

29
Mudah mengambil keputusan?

Tidak
30
Mempunyai pikiran yang jernih?

Tidak
Jumlah Item Yang Terganggu?
15
15

Analisa Data
No
Symtomp
Etiologi
Problem
1
DS:
-          klien mengatakan Sakit kepala
DO:
-          klien tampak memengan kepala
-          Skala nyeri 6
-          klien tampak merigis kesakitan
Aliran vaskuler serebral berkurang

Nyeri

2
DS : Klien mengatakan badanya lemah
DO : kebutuhan sehari hari klien tampak di bantu oleh keluarga
-skla ketergantungan 2

Kelemahan fisik

Intoleransi aktivitas

3
DS :klien tidak  bisa tidur
DO : klien tidur hanya + 5 jam
-klien sering terbangun tengah malm
-klien tampak menguap
Peningkatan tekanan vaskuler
Ganguan pemenuhan istirahat tidur

Prioritas Masalah
1.         Nyeri
2.        Intoleransi aktivitas
3.        Gangguan pemenuhan istirahat tidur
B.     Diagnosa Keperawatan
1.      Nyeri b/d aliran vaskular serebral berkurang
2.      Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik
3.      Gangguan pemenuhan istirahat tidur b/d peningkatan tekanan vaskuler


C.    Intervensi Keperawatan
No
Tanggal
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Perencanaan
Intervensi
Rasionalisasi
1
28 Maret 2014
Nyeri b/d aliran vaskular serebral berkurang
DS:
-          klien mengatakan Sakit kepala
DO:
-          klien tampak memengan kepala
-          Skala nyeri 6
klien tampak merigis kesakitan
Gangguna rasa nyaman nyeri dapat teratasi  dengan kriteria :
·     Klien tampak tenang dan  rileks

-       Kaji skala nyeri lokasi dan intensitasnya
-       Bantu klien dalam ambulasi sesuai kebutuhan
-       Bantu klien untuk teknik relaksasi

-       Untuk mengetahui skala nyeri, lokasi dan intensitasnya
-       Meminimalkan pusing dan sakit kepala
-       Teknik relaksasi dapt digunakan untuk mengurangi nyeri
2
28 Maret 2014
Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik

Intoleransi aktivitas dapat teratasi
Dengan kriteria:
-          Klien dapat melakukan aktivitas ringan
-          kaji deajat kemampuan dan tingkat  ketergantunagn
-          Ajukan klien untuk mengatur posisi yang nyaman
-          anjurkan klien dalam latihan aktivitas ringan
-        mengetahui perkembangan fisik klien
-        untuk memberikan kenyamanan pada klien
-        melatih klien untuk melaksanakan aktivitas secara bertahap
3
28 Maret 2014
Gangguan pemenuhan istirahat tidur b/d peningkatan tekanan vaskuler

Gangguan kebutuhan istirahat tidur dapat teratasi, dengan kriteria
-        klien dapat tidur dengan nyenyak
-          Berikan tempat tidur dengan nyaman
-          Tingkatkan rasa nyaman klien pada waktu tidur
-          Ciptakan suasana yang nyaman dan tenang

-          Meningkatkan kenyamanan selama tidur
-          untuk lebih memberi rasa nyaman pada klien  saat ingin tidur
-          meningkatkan kenyamanan klien

D.    Impelmentasi Keperawatan
No
Tanggal
Impelmentasi
Evaluasi
1
28/03/2014
-          Mengkaji skala nyeri lokasi dan intensitasnya

-       Membantu klien dalam ambulasi sesuai kebutuhan

-       Membantu klien untuk teknik relaksasi
S:
-          Klien mengatakan sakit kepala
O:
-          Klien tampak memegang kepalanya
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan implementasi
2
28/03/2014
-          Mengkaji derajat kemampuan dan tingkat  ketergantunagan

-          Menganjurkan klien untuk mengatur posisi yang nyaman

-          Menganjurkan klien dalam latihan aktivitas ringan
S:
-         Klien mengatakan dibantu oleh menantunya dalam melakukan aktivitasnya
O:
-          Klien tampak lemah
A: Masalah belum Teratasi
P: Lanjutkan inplementasi
3
28/03/2014
-          Berikan tempat tidur dengan nyaman

-          Tingkatkan rasa nyaman klien pada waktu tidur

-          Ciptakan suasana yang nyaman dan tenang

S:
-         Klien mengatakan tidak bisa tidur dengan nyenyak
O:
-          Klien mengeluh tidak bisa tidur dengan nyenyak
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan implementasi

E.     Catatan Perkembangan I

No
Tanggal
Impelmentasi
Evaluasi
1
29/03/2014
-          Mengkaji skala nyeri lokasi dan intensitasnya

-       Membantu klien dalam ambulasi sesuai kebutuhan

-       Membantu klien untuk teknik relaksasi
S:
-          Klien mengatakan sakit kepala sudah berkurang
O:
-          Klien tampak memegan kepalanya
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan implementasi
2
29/03/2014
-          Mengkaji derajat kemampuan dan tingkat  ketergantunagan

-          Menganjurkan klien untuk mengatur posisi yang nyaman

-          Menganjurkan klien dalam latihan aktivitas ringan
S:
-         Klien mengatakan dibantu oleh menantunya dalam melakukan aktivitasnya
O:
-          Klien tampak lemah
A: Masalah belum Teratasi
P: Lanjutkan inplementasi
3
29/03/2014
-          Berikan tempat tidur dengan nyaman

-          Tingkatkan rasa nyaman klien pada waktu tidur

-          Ciptakan suasana yang nyaman dan tenang

S:
-         Klien mengatakan tidak bisa tidur dengan nyenyak
O:
-          Klien mengeluh tidak bisa tidur dengan nyenyak
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan implementasi

            Catatan Perkembangan II
No
Tanggal
Impelmentasi
Evaluasi
1
31/03/2014
-          Mengkaji skala nyeri lokasi dan intensitasnya

-       Membantu klien dalam ambulasi sesuai kebutuhan

-       Membantu klien untuk teknik relaksasi
S:
-          Klien mengatakan sakit kepala
O:
-          Klien tampak memegang kepalanya
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan implementasi
2
31/03/2014
-          Mengkaji derajat kemampuan dan tingkat  ketergantunagan

-          Menganjurkan klien untuk mengatur posisi yang nyaman

-          Menganjurkan klien dalam latihan aktivitas ringan
S:
-         Klien mengatakan dibantu oleh menantunya dalam melakukan aktivitasnya
O:
-          Klien tampak lemah
A: Masalah belum Teratasi
P: Lanjutkan inplementasi
3
31/03/2014
-          Berikan tempat tidur dengan nyaman

-          Tingkatkan rasa nyaman klien pada waktu tidur

-          Ciptakan suasana yang nyaman dan tenang

S:
-         Klien mengatakan tidak bisa tidur dengan nyenyak
O:
-          Klien mengeluh tidak bisa tidur dengan nyenyak
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan implementasi



BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.    Pengkajian dapat dilakukan pada lansia dengan baik karena adanya kerjasama yang baik dengan klien.
2.    Diagnosa keperawatan dapat di tegakkan dengan baik berdasarkan masalah yang diperoleh pada pengkajian.
3.    Perencanan di buat sesuai dengan diagnosa keperawatan sesuai dengan masalah yang dialami oleh klien.
4.    Implementasi dilaksanakan sesuai dengan perencanan yang telah dibuat berdasarkan diagnose.
5.    Evaluasi dibuat untuk melakukan penilaian terhadap semua pelaksanaan yang telah dilakukan.

B.     SARAN
1.    Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan adanya kerjasama antara klien dan perawat.
2.    Diharapkan dalam pembuatan diagnose disesuaikan dengan masalah yang didapat saat melakukan pengkajian.
3.    Dalam pembuatan perancanaan diharapkan mahasiswa/I dapat membuat pelaksanaannya.
4.    Dalam melakukan pelaksanaan harus disesuaikan dengan perencanaan dan perlunya kerjasama yang baik antara klien dan perawat.
5.    Dalam evaluasi penulis harus dapat melihat keberhasilan yang diperoleh dari pelaksanaan yang dilakukan juga penulis memerlukan waktu yang cukup dalam melakukan evaluasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar